Menanti Tenggelamnya Kapal Van ...

Sambas, Sabtu, 26 Januari 2013

by SAMBAS INDEPENDEN


Maaf, jangan tergoda dulu dengan judul kita, Menanti Tenggelamnya Kapal Van ....


Artikel ini bukan lah kategori prosa. Hanya coba meminjam istilah dari novel terkenal Buya Hamka, yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, yaitu sebual novel yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1938 yang berkisah tentang kasih tak sampai antara Zainuddin, laki-laki berayah Minang beribu Bugis, dan Hayati, perempuan yang murni keturunan Minang.


Artikel ini adalah sebuah tulisan yang nantinya akan memuat sebuah hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, untuk kita jadikan motivasi dalam perjuangan kita, terutama perjuangan dalam menegakkan al-Amru bil-Ma'ruf wan-Nahyu 'anil Munkar (amar ma'ruf nahi munkar) sesegera mungkin, dan jangan sampai ditunda-tunda lagi.



Pembaca yang budiman.

Di dalam sebuah hadits, dari Shahabat Nu’man bin Basyir Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda :


Perumpamaan orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya yakni tidak menegakkannya, adalah seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal, yang sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bagian bawah.


Jika mereka (yang di bawah) mencari air untuk minum mereka, mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas. Mereka pun berkata, ‘Seandainya boleh, kami lubangi saja kapal ini untuk mendapatkan bagian kami, sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami.’


Jika orang yang berada di atas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang di bawah itu, mereka akan binasa semuanya.

Namun, jika mereka mencegah dengan tangan mereka, maka mereka akan selamat semuanya.


(HR. al-Bukhari, at-Tirmidzi, dan Ahmad).

Begitu bimbingan Rasulullah kepada kita ummatnya. Bahwa jangan sampai semua dari kita tinggal diam, membiarkan orang-orang berbuat munkar dan aniaya semaunya. Mesti lah ada sekelompok kaum dari kita yang bisa berbicara, menyeru kepada kebajikan, mencegah dari kemungkaran. Jikalau kita ingin selamat. Jikalau "kapal" yang kita tumpangi sekarang ini tidak dibocorkan atau dipecahkan oleh segelintir oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Jangan tunggu kapal ini tenggelam, baru kita saling menyalahkan.

Sadarlah kita semua. Bangkitlah kita semua. Coba lah untuk sedikit peka melihat kemunkaran-kemunkaran yang ada di sekeliling kita, di rumah, di tempat kerja, di jalanan, dan di setiap tempat. Kemudian rubahlah kemunkaran-kemunkaran itu dengan tangan/kuasa kita, kalau tidak mampu maka dengan lisan/pengajaran kita, atau kalau tidak mampu pula paling tidaknya dengan pengingkaran dan pencelaan dengan qalbu kita.

Dan kita berdo'a, semoga Allah tetap jaga kapal ummat ini terus berlayar, dan selamat sampai ke tujuannya yaitu surga Jannatunna'im. Semoga setiap penumpang dari kapal umat ini dapat saling peduli, dan tidak saling membiarkan ketika ada yang ingin melubanginya. Semoga Allah senantiasa lindungi kita dari segala bencana dan marabahaya yang sanggup menghancurkan kita disebabkan pengabaian kita terhadap amar ma'ruf nahi mungkar. Semoga Allah jadikan diri kita gemar beramar makruf -menyuruh orang berbuat kebajikan-. Dan semoga Allah jadikan pula diri kita peka dan sensitif terhadap kemungkaran, sehingga kita pun mengingkari dan merubahnya dengan tangan, atau lisan, dan minimalnya dengan qalbu kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar